Jasa Pembuatan Prasasti Peresmian Marmer Dan Granit
Jasa Pembuatan Prasasti Peresmian Marmer Dan Granit
Menurut Mahayastra, tampilan Pasar Gianyar mengadopsi gaya-gaya modern bangunan di luar negeri. Gubernur Koster meninjau dengan berkeliling di bangunan pasar yang tampilannya mirip hotel mewah itu, Rabu (17/11) siang. Begitu tiba di lobi pasar, Koster langsung mengkritisi prasasti peresmian berbahan marmer hitam dengan tulisan emas. Menurut Koster, waktu peresmian harus mencantumkan Saptawara, Pancawara dan Wuku. Bupati Gianyat I Made ‘Agus’ Mahayastra pun menyanggupi itu. Kemudian Mahayastra mengajak Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini berjalan dari sisi barat. Menurut Mahayastra, tampilan Pasar Gianyar mengadopsi gaya-gaya modern bangunan di luar negeri. Termasuk bagian trotoar yang cocok untuk tempat nongkrong anak muda milenial. Di bagian timur, Koster spontan menengok sejumlah pedagang kios di seberang jalan. Kepada pedagang, Koster mengingatkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Termasuk untuk pedagang Pasar Gianyar ke depannya, Koster meminta agar tidak menyiapkan kantong plastik. Koster. Setelah cukup berkeliling area pasar, Koster dan rombongan lanjut meninjau RSUD Sanjiwani Gianyar.
Jasa Pembuatan Prasasti Peresmian Marmer Dan Granit |
Sementara itu, pantauan dalam pasar lapak-lapak pedagang ditata berdasarkan zonasi atau per kelompok. Pelaksana Proyek Pasar Umum Gianyar Sang Putu Arsana, saat dikonfirmasi, Kamis (18/11), mengatakan untuk penempatan pedagang di setiap lantai merupakan kewenangan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar. Karena itu, pelaksana tidak bisa menjelaskan peruntukan untuk setiap lantai. Namun dalam proses pembuatannya, pihaknya telah mengerjakan sesuai rancangan dari pemerintah. Terkait pengerjaan, Sang Putu Arsana mengatakan saat ini sudah selesai 100 persen. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gianyar Luh Gede Eka Suary mengatakan untuk penempatan pedagang telah diatur. Agar masyarakat mudah menjangkau kebutuhannya. Seperti di lantai dasar akan digunakan untuk pedagang basah. Seperti pedagang daging, telur ikan, tahu, dan sebagainya. Naik ke lantai 1, 2 dan 3, masyarakat akan disuguhi pedagang sayuran, buah-buahan dan hasil bumi. Sementara di lantai 4, diperuntukkan untuk pedagang kelengkapan upakara dan pakaian. Sebagai upaya agar masyarakat lebih mudah mengakses kebutuhannya, pihaknya pun telah melengkapi dengan tulisan yang menunjukkan lokasi stand pedagang yang dikehendaki.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Menkumham Yasonna juga turut menyaksikan penyerahan Sertifikat Tanah dan Bangunan Hibah yang diserahkan oleh Walikota Gunungsitoli, Lakhomizaro Zebua kepada Kepala Kantor Imigrasi Sibolga Saroha Simanullang yang berlangsung di Kota Gunungsitoli. Dijelaskan Yasonna, bahwa beberapa hari yang lalu telah dilaksanakan peresmian UKK di Kabupaten Mandailing Natal. “Saya berhalangan hadir saat peresmian UKK di Mandailing Natal karena ada tugas lain yang tidak dapat ditinggalkan, untuk itu saya memberikan delegasi kepada Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumut Imam Suyudi,” terang Yasonna. Menkumham Yasonna menyampaikan bahwa Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu penyumbang jemaah haji dan umrah terbanyak di Sumatera Utara. “Saya mendapat laporan bahwa selama ini masyarakat harus menempuh perjalanan darat selama 5-6 jam untuk mengurus paspor dari Mandailing Natal ke Kantor Imigrasi Sibolga, oleh karenanya saya sangat meyakini keberadaan UKK di Mandailing Natal karena benar-benar telah memenuhi keinginan dan cita-cita masyarakat. Kita patut bersyukur dan bangga atas pencapaian ini,” ujarnya lagi.
Contoh Prasasti Peresmian Marmer Dan Granit
Peresmian tersebut bertepatan dengan HUT ke-21 Kota Sentani, sebagai Ibu Kota Kabupaten Jayapura dan perayaan HUT ke-75 Bupati Jayapura periode 1991-2001, Ir. Yan Pieter Karafir, M.Sc, serta pencanangan GOR TOWARE menjadi GOR Habel Melkias Suwae (HMS). Stadion Barnabas Youwe yang memiliki kapasitas 4 ribu penonton. Mathius Awoitauw mengapresiasi hasil renovasi stadion Bas Youwe yang terlihat lebih besar. Bupati Jayapura dua periode ini mengatakan, pemberian nama terhadap dua bangunan ini untuk mengenang jasa dan juga kontribusi dari dua tokoh tersebut. Kata Mathius, nama ini kita abadikan sebagai motivasi untuk generasi muda, bahkan untuk kita semua. Bahwa ada karya-karya yang besar dilakukan oleh para pendahulu kita. Mathius Awoitauw mengharapkan Stadion Barnabas Youwe ini bisa digunakan sebagai ajang pembibitan usia muda. Peresmian Stadion Barnabas Youwe juga dihadiri Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal. Di kesempatan yang sama, Wagub Klemen Tinal mengucapkan selamat atas peresmian Stadion Barnabas Youwe dan juga selamat merayakan ulang tahun yang ke-21 Kota Sentani. Peresmian Stadion Barnabas Youwe juga disaksikan Sekda Kabupaten Jayapura Dra. Hanna Hikoyabi, para mantan pejabat Kabupaten Jayapura, unsur Forkompimda Provinsi Papua dan Kabupaten Jayapura, para Asisten Setda Kabupaten Jayapura, para Kepala OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jayapura dan tamu undangan lainnya.
Contoh Prasasti Peresmian Marmer Dan Granit |
Dengan demikian istilah prasasti tetap lestari hingga sekarang. Kata prasasti berasal dari bahasa Sanskerta, dengan arti sebenarnya adalah "pujian". Namun kemudian dianggap sebagai "piagam, maklumat, surat keputusan, undang-undang atau tulisan". Di kalangan arkeolog prasasti disebut inskripsi, sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat. Meskipun berarti "pujian", tidak semua prasasti mengandung puji-pujian (kepada raja). Sebagian besar prasasti diketahui memuat keputusan mengenai penetapan sebuah desa atau daerah menjadi sima atau daerah perdikan. Sima adalah tanah yang diberikan oleh raja atau penguasa kepada masyarakat yang dianggap berjasa. Karena itu keberadaan tanah sima dilindungi oleh kerajaan. Isi prasasti lainnya berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (disebut prasasti jayapatra atau jayasong), sebagai tanda kemenangan (jayacikna), tentang utang-piutang (suddhapatra), dan tentang kutukan atau sumpah. Prasasti tentang kutukan atau sumpah hampir semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya. Serta adapula prasasti yang berisi tentang genealogi raja atau asal usul suatu tokoh. Sampai kini prasasti tertua di Indonesia teridentifikasi berasal dari abad ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur.
Prasasti tersebut berisi mengenai hubungan genealogi pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Prasasti Yupa merupakan prasasti batu yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta. Periode terbanyak pengeluaran prasasti terjadi pada abad ke-8 hingga ke-14. Pada saat itu aksara yang banyak digunakan adalah Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuna, Melayu Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Bahasa yang digunakan juga bervariasi dan umumnya adalah bahasa Sanskerta, Jawa Kuna, Sunda Kuna, dan Bali Kuna. Prasasti dapat ditemukan dalam bentuk angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun candrasengkala, baik kata-kata maupun tulisan. Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi, pada ambang pintu bagian atas dan pada batu-batu candi. Arab ataupun aksara Arab namun berbahasa Melayu aksara Pegon. Sebagian besar prasasti terdapat pada lempengan-lempengan tembaga bersurat, makam, masjid, hiasan dinding, baik di masjid maupun dirumah para bangsawan, pada cincin cap dan cap kerajaan, mata uang, meriam, dll. Pada masa yang lebih muda yaiyu masa kolonial, aksara Latin banyak digunakan, meliputi bahasa-bahasa Inggris, Portugis, dan Belanda. Prasasti Latin umumnya terdapat pada gereja-gereja, rumah dinas pejabat kolonial, benteng-benteng, tugu peringatan, meriam, mata uang, cap, dan makam. Prasasti beraksara dan berbahasa Cina juga dikenal di Indonesia yang tersebar antara masa Klasik sampai masa Islam. Prasasti tersebut terdapat pada mata uang, benda-benda porselin, gong perunggu dan batu-batu kubur yang biasanya terbuat dari batuan pualam. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti biasanya berupa batu atau lempengan logam, daun, dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan adalah batu kapur, pualam, dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam yang umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasa disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas. Adapula yang disebutripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis di atas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti terbuat tanah liat atau tablet yang diisi dengan mantra-mantra agama Buddha.
Prasasti adalah piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Penemuan prasasti pada sejumlah situs arkeologi, menandai akhir dari zaman prasejarah, yakni babakan dalam sejarah kuno Indonesia yang masyarakatnya belum mengenal tulisan, menuju zaman sejarah, dimana masyarakatnya sudah mengenal tulisan. Ilmu yang mempelajai tentang prasasti disebut Epigrafi. Di antara berbagai sumber sejarah kuno Indonesia, seperti naskah dan berita asing, prasasti dianggap sumber terpenting karena mampu memberikan kronologis suatu peristiwa. Ada banyak hal yang membuat suatu prasasti sangat menguntungkan dunia penelitian masa lampau. Selain mengandung unsur penanggalan, prasasti juga mengungkap sejumlah nama dan alasan mengapa prasasti tersebut dikeluarkan. Dalam pengertian modern di Indonesia, prasasti sering dikaitkan dengan tulisan di batu nisan atau di gedung, terutama pada saat peletakan batu pertama atau peresmian suatu proyek pembangunan. Dalam berita-berita media massa, misalnya, kita sering mendengar presiden, wakil presiden, menteri, atau kepala daerah meresmikan gedung A, gedung B, dan seterusnya dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti.
Anda sudah membaca Jasa Pembuatan Prasasti Peresmian Marmer Dan Granit